Blog's containts

Saturday, April 2, 2011

MOST/The Bridge

Video ini pertama kali saya nonton di PMK. Ceritnya waw banget. Dan akhirnya setalah sekian lama dan tanpa sengaja, saya menemukannya lagi, huhhhh. Yah, meski durasinya cuma 9an menit, dan tidak seperti aslinya yang sekitaran 30 menit, kita tetap bisa kok merasakan sedihnya, uhuhuhuhuhh. Oke, selamat menyaksikan. Oh ya, saran saya videonya ditonton dulu baru baca sinopsisnya.

Ini cerita tentang seorang pria yang sangat menyayangi anaknya. Hampir seluruh hidupnya ia luangkan bersama anaknya satu-satunya. Ia tidak mempunyai siapa-siapa lagi kecuali putranya tersubut. Pria ini bekerja sebagai Bridgemaster (Penjaga jembatan yang dilalui kereta api). Pada suatau hari, ada perahu yang akan melintas di bawah jembatan tersebut, dan seperti biasa, si Bridgemaster inipun mengangkat tuas yang akan mengangkat jembatan. Seperti biasanya, jembatan itu akan diturunkan supaya kereta yang relnya berada di jembatan itu bisa melintas, dan aturannya adalah selang beberapa lama setelah perahu melintas barulah boleh si kereta api melaju. Namun pada hari dimana putra satu-satunya ingin ikut ke tempat kerja ayahnya untuk pertama kali itu (biasanya ayahnya tidak mengajak anaknya tersebut, namun pada malamnya, anaknya terus memaksa ingin ikut),  kereta api yang akan melintas tidak mengindahkan lampu merah untuk berhenti dan terus melaju. Pria ini karena masih mengira kereta berikut masih agak lama, ia pun masih bersantai dan melakukan pekerjaan lain. Si anak yang melihat bahwa kereta api yang sudah dekat dan akan melintasi jembatan berteriak untuk memberi tahu ayahnya, namun teriakannya tidak terdengar. Tanpa pikir panjang, si anak pun mencoba membuka pintu palka melalui panel yang berada di bawah jembatan. Namun sayang, anak itu terpelesat dan akhirnya jatuh ke dalam lubang jembatan yang merupakan tempat roda-roda pembuka-penutup jembatan berada, dan ia pun terjebak. Sang ayah sontak menyadari bahwa ada kereta yang akan melintas, ketika ia ingin menurunkan jembatan, ia melihat bahwa anaknya tidak berada di tempat bermainnya, dan ia melihat putranya itu terjatuh. Ia lalu berada di dua pilihan yang sulit, menurunkan jembatan agar tidak terjadi kecelakaan, namun anaknya malah akan terjepit, ataukan ia membiarkan kereta mengalami kecelakaan.      

Kalo kita memperhatikan secara seksama, di dalam kereta ditumpangi oleh orang2 yang tidak berpengharapan lagi. Mereka pecandu, egois, penuh amarah dan lainnya, yg jelas mereka hidup di jalan yang tidak benar. Cerita ini sama halnya seperti kasih Allah kepada kita. Ia rela mengorbankan anakNya yang tunggal bagi dunia yang berdosa. Semoga bisa jadi bahan refleksi bagi kita.

No comments:

Post a Comment